.
Air sungai merupakan salah satu potensi yang cukup besar untuk dapat
membangkitkan tenaga listrik. Potensi tenaga air yang terdapat di
seluruh Indonesia diperkirakan dapat memproduksi listrik sebesar 75 GW,
namun adanya perbedaan antara potensi tenaga air dengan kebutuhan akan
tenaga listrik menyebabkan pemanfaatan potensi tenaga air belum dapat
dilakukan secara optimal. Sub UBP PLTA PB Soedirman merupakan penghasil
tenaga listrik terbesar yang berada di bawah UBP Mrica yang menggunakan
waduk sebagai sarana penampung air.
Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung
dalam waduk (1) yang ditunjang dengan bangunan bendungan (3). Air
tersebut dialirkan melalui saringan Power Intake (2) kemudian masuk ke
Pipa Pesat (Penstock) (4) untuk merubah energi potensial menjadi energi
kinetik. Pada ujung pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet Valve)
(5) untuk mengalirkan air ke turbin. Katup utama akan ditutup otomatis
apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan
perbaikan/pemeliharaan turbin.
Air yang telah mempunyai
tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi energi
mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) akan
mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin (6). Energi putar
yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan
generator (7) yang kemudian menghasilkan tenaga listrik. Air yang keluar
dari turbin melalui Tail Race (8) selanjutnya kembali ke sungai (9).
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih rendah
(13,8 kV). Oleh karena itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan
dengan Trafo Utama (10) menjadi 154 kV untuk efisiensi penyaluran energi
dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian
diatur/dibagi di Switch Yard 150 kV Gardu Induk Mrica (11) dan
selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik Jawa-Bali
melalui kawat saluran Tegangan Tinggi 150 kV (12). Disamping itu waduk
PB Soedirman dengan sungai Serayunya yang mempunyai karakteristik
khusus, apabila terjadi banjir maka kelebihan air tersebut akan dibuang
melalui pintu pelimpas otomatis (spillway) (13).
Waduk Mrica Banjarnegara merupakan perairan lentik yang ada di wilayah
Kabupaten Banjarnegara. Waduk Mrica bila ditinjau dari peranan utamanya
yaitu, sebagai sumber pembangkit tenaga air (PLTA). Peranan lain Waduk
Mrica yaitu, sebagai pariwisata air, irigasi dan budidaya ikan air
tawar. Selain ikan organisme yang hidup di perairan Waduk Mrica salah
satunya adalah plankton. Plankton mempunyai peranan penting sebagai
penyedia nutrisi alami bagi ikan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi plankton di perairan
Waduk Mrica Banjarnegara. Penelitian ini dilakukan di perairan Waduk
Mrica Banjarnegara pada bulan Agustus 2005. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua jenis plankton yang terdapat di perairan Waduk Mrica
Banjarnegara. Sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis plankton
yang tertangkap dengan plankton net no.25 di tiga stasiun pengamatan
yaitu, pada zona usaha, zona bebas dan zona wisata. Tehnik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Pada masing-masing bagian
diambil secara komposit dari 5 titik yang berbeda. Variabel utama dalam
penelitian ini adalah distribusi plankton secara horizontal yang
terdapat di perairan Waduk Mrica Banjarnegara. Variabel pendukung adalah
kualitas air Waduk Mrica Banjarnegara yang diukur langsung di tempat
penelitian yaitu, suhu, kecerahan, pH, Oksigen terlarut dan
Karbondioksida terlarut. Hasil penelitian di perairan Waduk Mrica
Banjarnegara ditemukan31 jenis plankton terdiri dari 11 fitoplankton dan
20 zooplankton, jenis plankton yang ditemukan di perairan Waduk Mrica
terdiri dari divisio Chlorophyta, Chrysophyta, Protozoa, Rotifera dan
Crustacea. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman jenis,
keseragaman plankton dan dominansi plankton secara horizontal di
perairan Waduk Mrica Banjarnegara menunjukkan bahwa kelimpahan plankton
tertinggi pada zona wisata pada pengambilan sore hari dan diikuti oleh
zona bebas dan zona usaha, keseragaman plankton dan dominansi plankton
tertinggi pada zona usaha diikuti zona bebas dan zona wisata. Parameter
faktor abiotik di perairan Waduk Mrica yaitu, suhu berkisar antara
28-31oC, pH 6-8, kecerahan 45-60 cm, oksigen terlarut 6,8-8 ppm dan
karbondioksida terlarut 0,8-1,5 mg/l. Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa distribusi plankton secara horizontal di perairan Waduk Mrica
Banjarnegara tersebar merata. Saran yang dapat disampaikan perlu
kirannya diadakan penelitian pada waktu yang berbeda dan perlu adanya
pemantauan kualitas air secara berkala.
No comments:
Post a Comment